Rabu, 04 November 2015

Kampus Fiksi Part 2

Malam pertama completed. Shubuhan di Jogja, jamnya lebih cepat dari di Lombok. Jam 08.00 ada teknik penulisan dari Pak Edi, dan berakhir jam 10.30. Saya harus mengakui, saya kenyang sebelum acara dimulai. Sesuai banget dengan yel-yel dari Mas Wahyu,  “Kampus Fiksi!” jawabnya “Pasti Kenyang!”

Teknik penulisan yang langsung dijelaskan oleh Pak Edi membuka otak saya. Ini loh! Ini! Pantas saja, cerpen saya ngga pernah dimuat. Maaf, saya harus jujur di sini. Menulis itu nggak bisa dari ruang kosong. Menulis itu ngga melulu soal imajinasi. Menulis itu juga kudu riset. Butuh ide. Dan masih banyak lagi yang dijelaskan oleh Pak Edi. Sampai saat ini, saya harus bilang, Pak Edi itu gila. Udah ngasih pelatihan gratis sama 21 peserta. Belum lagi penginapan gratis nan penuh kekeluargaan. Buku gratis.  Makanan gratis. Ilmu gratis. Juga, wadah pedekate yang strategis. Jika gila membuatmu menjadi orang memalukan, maka gila-lah seperti Pak Edi. Semoga suatu saat nanti, saya bisa mengikuti langkah beliau dan mengamalkannya. Aamiin. *berdoa’*


Pak Edi Mulyono

Sesi kedua di hari kedua ada self editing dari Mbak Ajjah. Perintah mengkoreksi sebuah karya. Ntar, apa-apa saja yang harus diisi. Baik typo atau yang lainya. Kelogisan cerita dan lain-lain.


Mbak Ajjah yang kocak

Lanjut!
Setelah istirahat selama satu jam dari 12.00 sampai 13.00, kami menerima tantangan menulis cerpen dari ide yang sudah diberi tadi malam. Dan perintahnya adalah mengubah ending cerita tersebut. Waktu 3 jam harus dimaksimalkan sebaik mungkin sampai pukul 16.00. PRIT! 3 JAM HARUS SELESAI DAN DIKUMPULKAN SEGERA.




Setelah Sholat Magrib, ada sesi Marketing dari Mas Aconk. Tentang dunia marketing dan apa saja yang berkaitan dengannya. Tentang promosi dan lain-lain. Ini loh, buku yang laku bulan ini. Ini loh, peminat tahun ini. Dan masih banyak lainnya.
Setelah Mas Aconk menjelaskannya panjang lebar, selebar jidat Nabilah yang mulus itu, ada evaluasi dari masing-masing mentor. Setiap kelompok berisikan 4 orang peserta dan satu mentor. Mentor kami Mbak Ayun Qee. Mbak Ayun menjelaskan dan mengevaluasi cerpen yang kami tulis tadi siang. Dan alamak!!! Salah saya banyak beud. Mbak Ayun juga membuka sesi tanya jawab. Barangkali ada yang kurang paham dengan penulisan dan lain-lain. Sampai dengan penutupan dan malam itu berakhir sangat lah cepat.


Selanjutnya, bagian ke-tiga. Check di sini.


Bagikan

Jangan lewatkan

Kampus Fiksi Part 2
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.