BEHA hadir lagi. Seperti biasa, di hari Sabtu, saya
posting segmen BEHA, Bencang Hangat. Tadi malam, saya berkesempatan tanya-tanya
dengan salah satu penulis jomblo yang udah nerbitin 3 novel. Namanya Devi Eka!
Semalam, saya lagi duduk di dalam rumah, - tepatnya
di ruang tamu. Tiba-tiba, ada yang minta tolong dari luar. Pas buka jendela, saya
ngga liat apa-apa. Pas balik badan, tiba-tiba seseorang berdiri di depan saya.
Saya bingung, mau minta tolong sama siapa. Akhirnya, dengan kesabaran dan
ketenangan, saya mencoba memasuki pikirannya. Berharap ia juga memiliki
kesamaan dengan kita. Minimal, bahasa kita sama.
Devi Eka yang doyan selfie dan selalu senyum
Saya : MMMMM...
*Coba meniru Limbad*
Devi : Aku capek,
Mas.
Ternyata dia masih sejenis dengan kita.
Saya : Oh ya, ada
apa? Malam-malam ke rumah. Ngga pake ketok pintu. Pake suara aneh, emang lucu
ya?
Devi : Maaf, Mas. Aku
khilaf.
Saya : Yaudah, saya
mau tidur dulu.
Devi : Loh, loh.
Tanya-tanya dulu dong. Siapa tahu, kamu mau mengenal aku lebih jauh.
Saya : Ngga ah, males!
Devi cemberut. Ia tampak kesal. Ia mengambil remot
kontrol dan mengunyahnya. Saya berbalik arah, kemudian menegurnya.
Saya : Ya udah. Kamu
mau ditanya apa?
Devi : Terserah.
Saya : Ah, kamu. Terserah.
Yaudah, kamu makan remot kontrol itu ya. Terserah juga lah ya.
Devi : Mmm, Mas.
Maaf. Aku khilaf.
Saya : Kamu khilaf
melulu. Kapan sadarnya?
Devi : Ini aku sudah
sadar.
Saya mengambil tempat duduk yang nyaman. Menyalakan
televisi.
Saya : Kamu kenal
Joko Widodo?
Devi : Kenal, Mas.
Saya : Kalo Jokowi?
Devi : Hmmm, nggak.
Garing ah, Mas. Tanya yang lain deh.
Saya : Oke, maaf.
Bagaiamana kabarmu?
Devi : Aku masih
jomblo.
Saya : Terus,
penting gitu?
Devi : Penting dong.
Selain itu, sekarang aku lagi ngincar cowok loh Mas.
Saya : Ya iyalah.
Masak cewek.
Devi : Iya, begitu
maksudnya.
Saya : Oke, skip.
Sesuai kontrak wawancara ya. Kamu udah nerbitin berapa novel?
Devi : Saat ini,
aku udah nerbitin 3 novel. Semuanya romance. Bisa dibeli di toko-toko buku
terdekat.
Saya : Tapi, rumahku
jauh dengan toko buku, bagaimana dong?
Devi : Ya, toko-toko
buku terjauh dong ya.
Saya : Kamu garing,
ya.
Devi : Iya, ehm,
maaf.
Saya : Tunggu dulu
ya. Saya mau pipis.
Lima menit kemudian, saya muncul dari balik jendela.
Devi : Kok kamu
pipis lewat jendela, sih?
Saya : Biar feelnya
masuk. Eh, ngapain tanya-tanya.
Saya : Judul novelmu
apa aja?
Devi : The Love Is
(not) Blue, Morning Gloria, sama Aku Menunggumu
The Love Is (not) Blue
Morning Gloria
Aku Menunggumu
Saya : Yang paling
berkesan di antara semua novel yang pernah kamu buat yang mana?
Devi : Yang
terakhir, Aku Menunggumu. Karena itu aku banget.
Saya : Jika kamu
memiliki penggemar yang suka dengan tulisanmu. Buku apa yang kamu
rekomendasikan untuk mereka baca pertama
kali?
Devi : Tergantung
segmen pembacanya sih ya. Kalau remaja dan suka Korea baca aja yag The Love Is
(not) Blue. Kamu harus baca!
Saya : Gratis? Mau
dong.
Devi : -____-“
Saya : Novel yang
paling lama dibuat yang mana?
Devi : Yang paling
lama tuh Morning Gloria. Tiga bulanan gitu.
Saya : Kamu udah punya
me-time? Waktu yang buat kamu nyaman nulis.
Devi : Karena aku
kerja, jadi biasanya sih jam 21.00 – 00.00 . Makin malam, makin nikmat
imajinasi buat nulis.
Saya : Kerja apa?
Pertanyaan ini boleh tidak dijawab.
Devi : Oke, aku ngga
mau jawab.
Devi : Kamu punya
kenaan cowok ngga, Mas?
Saya : Ngapain tanya
saya? Kamu ngga berhak nanya-nanya.
Devi cemberut. Ia kembali mengambil remote kontrol.
Tapi tidak mengunyahnya.
Saya : Ini penting
nih. Bagaimana cara membagi waktu agar rutin menulis setiap harinya?
Devi : Displin. Usahakan tiap malam nulis. Ngga
harus di laptop, di buku pun bisa. Menulis itu untuk menuangkan uneg-uneg.
Jadi, selesai nulis, bisa plong gitu. Diharapkan, pembaca yang abis baca
karyaku bisa terhibur. Meski sambil berurai air mata.
Saya mengantuk.
Saya : Ada kata-kata
terakhir?
Devi : Teruslah
menulis. Meski dalam keadaan galau. Karena galau itu inspiraif.
Saya : Saya tidur
dulu ya.
Devi : Aku tidu di
mana?
Saya : Kamu pulang
aja. Atau tidur di dekat jendela.
Saya masuk ke dalam kamar. Devi menengok halaman
rumah lewat jendela.
Devi : WEEEEKS! BAUK!!!
Sekian
Bagikan
BEHA with Devi Eka
4/
5
Oleh
Muhammad Getar
2 komentar
Tulis komentarbanyak juga ya novelnya. btw, syantik nih
ReplyKamu suka, Ntang? Nih, tak kasih kontaknya. :p
Reply