Sabtu, 07 November 2015

BEHA with Devi Eka

BEHA hadir lagi. Seperti biasa, di hari Sabtu, saya posting segmen BEHA, Bencang Hangat. Tadi malam, saya berkesempatan tanya-tanya dengan salah satu penulis jomblo yang udah nerbitin 3 novel. Namanya Devi Eka!

Semalam, saya lagi duduk di dalam rumah, - tepatnya di ruang tamu. Tiba-tiba, ada yang minta tolong dari luar. Pas buka jendela, saya ngga liat apa-apa. Pas balik badan, tiba-tiba seseorang berdiri di depan saya. Saya bingung, mau minta tolong sama siapa. Akhirnya, dengan kesabaran dan ketenangan, saya mencoba memasuki pikirannya. Berharap ia juga memiliki kesamaan dengan kita. Minimal, bahasa kita sama.


Devi Eka yang doyan selfie dan selalu senyum

Saya : MMMMM... *Coba meniru Limbad*
Devi : Aku capek, Mas.

Ternyata dia masih sejenis dengan kita.

Saya : Oh ya, ada apa? Malam-malam ke rumah. Ngga pake ketok pintu. Pake suara aneh, emang lucu ya?
Devi : Maaf, Mas. Aku khilaf.

Saya : Yaudah, saya mau tidur dulu.
Devi : Loh, loh. Tanya-tanya dulu dong. Siapa tahu, kamu mau mengenal aku lebih jauh.
Saya : Ngga ah, males!

Devi cemberut. Ia tampak kesal. Ia mengambil remot kontrol dan mengunyahnya. Saya berbalik arah, kemudian menegurnya.

Saya : Ya udah. Kamu mau ditanya apa?
Devi : Terserah.

Saya : Ah, kamu. Terserah. Yaudah, kamu makan remot kontrol itu ya. Terserah juga lah ya.
Devi : Mmm, Mas. Maaf. Aku khilaf.

Saya : Kamu khilaf melulu. Kapan sadarnya?
Devi : Ini aku sudah sadar.

Saya mengambil tempat duduk yang nyaman. Menyalakan televisi.

Saya : Kamu kenal Joko Widodo?
Devi : Kenal, Mas.

Saya : Kalo Jokowi?
Devi : Hmmm, nggak. Garing ah, Mas. Tanya yang lain deh.

Saya : Oke, maaf. Bagaiamana kabarmu?
Devi : Aku masih jomblo.

Saya : Terus, penting gitu?
Devi : Penting dong. Selain itu, sekarang aku lagi ngincar cowok loh Mas.

Saya : Ya iyalah. Masak cewek.
Devi : Iya, begitu maksudnya.

Saya : Oke, skip. Sesuai kontrak wawancara ya. Kamu udah nerbitin berapa novel?
Devi : Saat ini, aku udah nerbitin 3 novel. Semuanya romance. Bisa dibeli di toko-toko buku terdekat.

Saya : Tapi, rumahku jauh dengan toko buku, bagaimana dong?
Devi : Ya, toko-toko buku terjauh dong ya.

Saya : Kamu garing, ya.
Devi : Iya, ehm, maaf.

Saya : Tunggu dulu ya. Saya mau pipis.

Lima menit kemudian, saya muncul dari balik jendela.

Devi : Kok kamu pipis lewat jendela, sih?
Saya : Biar feelnya masuk. Eh, ngapain tanya-tanya.

Saya : Judul novelmu apa aja?
Devi : The Love Is (not) Blue, Morning Gloria, sama Aku Menunggumu


The Love Is (not)  Blue 


Morning Gloria


Aku Menunggumu

Saya : Yang paling berkesan di antara semua novel yang pernah kamu buat yang mana?
Devi : Yang terakhir, Aku Menunggumu. Karena itu aku banget.

Saya : Jika kamu memiliki penggemar yang suka dengan tulisanmu. Buku apa yang kamu rekomendasikan  untuk mereka baca pertama kali?
Devi : Tergantung segmen pembacanya sih ya. Kalau remaja dan suka Korea baca aja yag The Love Is (not) Blue.  Kamu harus baca!

Saya : Gratis? Mau dong.
Devi : -____-“

Saya : Novel yang paling lama dibuat yang mana?
Devi : Yang paling lama tuh Morning Gloria. Tiga bulanan gitu.

Saya : Kamu udah punya me-time? Waktu yang buat kamu nyaman nulis.
Devi : Karena aku kerja, jadi biasanya sih jam 21.00 – 00.00 . Makin malam, makin nikmat imajinasi buat nulis.

Saya : Kerja apa? Pertanyaan ini boleh tidak dijawab.
Devi : Oke, aku ngga mau jawab.
Devi : Kamu punya kenaan cowok ngga, Mas?
Saya : Ngapain tanya saya? Kamu ngga berhak nanya-nanya.

Devi cemberut. Ia kembali mengambil remote kontrol. Tapi tidak mengunyahnya.

Saya : Ini penting nih. Bagaimana cara membagi waktu agar rutin menulis setiap harinya?
Devi  : Displin. Usahakan tiap malam nulis. Ngga harus di laptop, di buku pun bisa. Menulis itu untuk menuangkan uneg-uneg. Jadi, selesai nulis, bisa plong gitu. Diharapkan, pembaca yang abis baca karyaku bisa terhibur. Meski sambil berurai air mata.

Saya mengantuk.

Saya : Ada kata-kata terakhir?
Devi : Teruslah menulis. Meski dalam keadaan galau. Karena galau itu inspiraif.

Saya : Saya tidur dulu ya.
Devi : Aku tidu di mana?

Saya : Kamu pulang aja. Atau tidur di dekat jendela.

Saya masuk ke dalam kamar. Devi menengok halaman rumah lewat jendela.

Devi :  WEEEEKS! BAUK!!!

Sekian 







Bagikan

Jangan lewatkan

BEHA with Devi Eka
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

2 komentar

Tulis komentar
avatar
10 November 2015 pukul 16.13

banyak juga ya novelnya. btw, syantik nih

Reply
avatar
14 November 2015 pukul 00.41

Kamu suka, Ntang? Nih, tak kasih kontaknya. :p

Reply