Jum’at lalu
(21
Agustus 2015), saya dengar
kabar Mas Aditia Purnomo bersama rombongan akan mengunjungi Lombok. Juga
bersama dengannya, idola saya, Agus Magelang atau Agus Mulyadi.
Setelah saling
contac dengan Mas Adit, katanya, Senin pagi rombongan bakal balik ke Jogja.
Akhirnya, semalam (23 Agustus) saya ke Mataram buat mengunjungi mereka di Hotel
Arianz.
Setibanya,
ternyata rombongan dalam perjalanan menuju balik ke hotel. Saya duduk di loby
hotel beberapa menit, tidak lama.
Wesss, bus tiba.
Rombongan datang. Mas Eddwars S Keneddy penulis Sepak Bola Seribu Tafsir lewat
di depan saya. Setelah itu rombongan lain menyusul. Saya reflek, berdiri,
kemudian menyalami Agus dan Adit. Walah, saya malah dicie-cien. Agus tersenyum,
saya ikut tersenyum. Rombongan yang saya tahu juga Nody, penjaga minumkopi.com,
selebtwit Arman Dani, dan Annurrahman Wibisono. Ya, saya kenal mereka, mereka
tidak mengenal saya. :D
Rombongan tadi
menuju kamar masing-masing. Hanya Agus yang diam. Kemudian kami duduk di lobby
hotel membicarakan beberapa hal.
“Gus, gimana
kabarnya?”
“Alhamdulillah,
baik…”
“Tadi kemana aja
Gus?”
“Ke Aan,
Payung…”
“Oh, pantai Aan
Gus..”
“Iya…” Beliau
tertawa kecil.
“Lah, saya kira
Pantai Kuta cuma ada di Bali, di Lombok juga ada toh…” Katanya sambil tersenyum.
Saya tersenyum.
Kemudian membicrakan hal lain, seperti blog beliau, buku beliau. Saya sempat
bilang “Bukumu yang kedua ngga nyampai sini, Gus.”
“Oh, kalau yang
itu memang distributor mengkhususkannya untuk beredar di Pulau Jawa saja dulu.”
Di sela-sela
pembicaran, Adit muncul lagi. Dan kami membicarakan beberapa hal mengenai situs
mojok, jombloo, dan lainnya.
“Besok ulang
tahun mojok ya, Mas?” tanya saya.
“Wah iya, mau ke
Jogja?” tanyanya sambil membuka tas berisi Buku Mojok yang akan diterbitkan
besok.
Agus kembali
menceritakan kenapa beliau bisa menjadi seperti sekarang ini. Cukup banyak. Tapi kami tidak membicarakan perihal
asmaranya. Sampai kemudian saya membuka ransel dan membuka plastik yang berisi gorengan.
“Gus, maaf.
Tidak ada torabika-nya.” Kata saya,
karena saya tahu beliau suka kopi torabika.
Agus tertawa.
“Wah, tidak apa-apa, Mas. Terima kasih”
Selang beberapa
lama, saya pamit untuk balik ke kos. Karena melihat mereka berdua nampak
kelelahan.
Bagikan
Bertemu Agus Magelang aka Agus Mulyadi
4/
5
Oleh
Muhammad Getar