via
Musim liburan sudah selesai. Murid-murid masuk sekolah lagi.
Guru-guru menyiapkan kisi-kisi. Pedagang paruh waktu mulai tancap gas dan
keliling dari satu sekolah ke sekolah lain. Sebagian orangtua mengantar
anak-anaknya di hari pertama masuk sekolah. Begitupun dengan santri dan
santriwati, yang biasanya liburan panjang, akan kembali menjadi santri, dan
melaksanakan segala macam rutinitas dari pagi sampai pagi lagi.
Saya udah tamat. 2013, adalah tahun dimana saya tidak menjadi
santri lagi. Tahun itu saya lulus dengan nilai Matematika yang ’tak mau
disebut jumlahnya.’ Ditambah lagi dengan jadwal UAN yang amburadul.
Pacar yang saat ini sudah menikah dengan orang lain minta putus, hutang di kios
samping asrama yang tiap lewat bilang, “Dek, bapaknya kapan datang,ya?”
Semua itu saya lakukan selama 6 tahun. Enam tahun bukan waktu yang
sebentar. Segala macam senang, pedih, duka, suka, saya rasakan. Dan kemarin,
saya kembali datang ke pesantren buat mengantar adik saya yang saat ini sudah
menginjak kelas 2 (S)MA. Saya datang dengan wajah cukup haru. Melihat santri
yang baru datang dari rumah masing-masing, bersalaman dengan oarngtuanya, lalu
meninggalkannya degan pundak yang lama kelamaan menghilang. Menangis, sedih,
sudah pasti. Namun, setiap orangtua pasti mengharapkan hal terbaik bagi anaknya
nanti.
Oke, saya akan tuliskan beberapa hal yang dilakukan santri tatkala
sudah kembali ke pesantren – setelah beberapa hari menetap di rumah.
1.
Menangis
Saya berani nulis gini sebab saya sendiri pernah ngalaminnya. Saya
nangis sesenggukan hampir tiap kali mau memulai aktivitas. Waktu saya mau
nyuci, pasti keingat gimana saya dicuciin ibu di rumah, waktu mau makan, gimana
saya makan masakan ibu di rumah, waktu mau cari pacar, keingat kalau ternyata
dari awal penyebab saya nangis bukan yang lain, tapi karena ngga punya
pacar.
2.
Main PS
Kalau orangtua datang pas ngejenguk, wajib ada duit yang dikasih.
Tapi, santri akan lebih kaya raya ketika ia baru balik dari rumah, biasaya kami
akan membawa uang lebih dan bagi sebagian orang ‘santri’, rental ps
adalah temat peristirahatan sempurna buat melepas beban. Biasanya ramai di hari
pertama, hari-hari selanjutnya, seiring bekal santri habis, maka keramaian itu
lambat laun menghilang. Kayak cinta bersemi di awalnya doang.
3.
Pacaran
Santri juga pacaran. Walau pacarannya via surat-suratan.
Kami ngga mau kalah. Yang pacaran, nulis surat buat pacarnya, sekadar
ngasih tahu kalau kabarnya baik-baik aja. Yang jomblo nulis wasiat, sekadar
ngasih tahu malaikat kapan ajal akan menjemputnya.
4.
Nyepi
Kalau kamu datang dari rumah, ngga bawa uang banyak, ngga
punya pacar, dan juga berselisih pandangan degan orangtua terkait dengan
kedatangan kamu ke pesantren. Kamu maunya nambah libur, tapi bapakmu ngga
ngijinin, berarti kamu masuk kategori yang ini. Sepi, senyap, lalu baring di
pojokan asrama sambil lihat daftar hutang yang ngga sanggup kamu bayar.
5.
Ceria
Entah kenapa ada orang seperti ini. Sejak saya nyatri, saya ngga
pernah bisa kayak orang yang bertipe kayak gini. Dia bahagia banget pas nyampe
asrama. Saya curiga, dia lebih kesiksa di rumah daripada di sini. Orang seperti
ini hanya satu dari 100 santri. Dan beruntunglah orang-orang yang seperti ini.
6.
Entahlah
Entah, saya sendiri ngga tau mau nulis apa lagi. Kalau kamu
santri, atau bukan lulusan pesantren, coba isi nomor enam ini. Kira-kira apa
tipe santri selanjutnya menurut kamu. Dijawab boleh ngarang, acak-acakan,
karena ini bukan pilihan ganda, tapi essay belaka.
Salam Santri….
Bagikan
Hal yang Dilakukan Santri Setelah Balik dari Rumah
4/
5
Oleh
Muhammad Getar