Minggu, 07 April 2019

Perpisahan di Akhir Maret

Yang motoin : Iga WU.

Usai mengikuti pelatihan di BLK Lombok Tengah, kawan-kawan mengatur jadwal jalan-jalan. Pantai Kuta dan Tanjung Aan menjadi dua destinasi yang akan kami kunjungi. Tepat hari Minggu, tanggal 31 Maret, menjadi akhir bulan yang menyenangkan.

Sayangnya, tidak semua hadir. Dua kawan tak dapat mengikuti kegiatan ‘perpisahan’ ini. Pak Habib, instruktur kami pun sama. Yang terakhir karena kondisi beliau yang belum fit betul. Berempat belas akhirnya kami berangkat!

Lavar melanda!!!

Terik matahari pagi pantai selatan sungguh menyengat. Ia menyambut kami setibanya di pesisir pantai pagi itu. Beberapa pemandu wisata lalu-lalang menunjukan papan bergambarkan beberapa destinasi wisata yang bisa kami kunjungi di sekitaran pantai Tanjung Aan. Dari pintu masuk sampai lokasi istirahat, selalu ada guide yang menjajakan jasa yang sama.

Agak risih, sehabis sarapan dan makan, seorang pemandu kembali mendatangi kami. Negosiasi berjalan alot sampai kemudian dipastikan kalau kami akan naik perahu boat ber-dua belas orang. Ada tiga destinasi yang bisa dikunjungi sekaligus dengan satu kali jalan. Namun pilihan pertama kami jatuh ke Batu Payung – destinasi unik dengan spot foto cantik. Di sana, ada sebuah bebatuan besar yang meyerupai payung dan berdiri tegak sendirian di samping bukit yang menjulang.

Sebelum runtuh (yang piss dua jari Haeni, mabuk darat waktu pulang)

Naik perahu untuk pertama kalinya, mana belum bisa berenang lagi! Wkwk

Selama perjalanan ke lokasi, ombak besar dan perahu yang sedikit goyang menjadi pelengkap ketakutan. Percikan air beberapa kali masuk ke dalam perahu. Serta teriakan dari teman-teman dicampur  sedikit tawa membuat siang itu terasa luar biasa. “Ndekman merariq! Ndekman mele mate! Tolongk ya Allah...” – dengung salah satu teman.

Lelautan biru dan air yang jernih membuat kami terasa begitu nyaman. Barangkali, inilah untuk pertama kalinya kami merasakan hidup seperti Larry (bagi yang sering nonton animasi Spongebob pasti mengerti maksud saya). Bersih, rapi, tanpa sampah yang mendatangi. Hidup Bikini Bottom! Saya cinta laut!

Anaknya Putri Mandalike

Setibanya di Batu Payung, kami turun. Perahu boat yang mengantar kami berbalik arah menjemput penumpang lain. Di Batu Payung, beberapa bapak paruh baya menjajakan kelapa muda kepada wisatawan. Kesempatan di Batu Payung adalah hal yang luar biasa. Kenapa? Karena malam harinya sejak kedatangan kami kemarin, batu besar itu runtuh oleh ombak malam.

Kami foto sepuas-puasnya. Dzuhur sepertinya akan segera datang, kami memutuskan untuk membatalkan rencana ke destinasi lainnya. Bukan karena ingin cepat-cepat sholat, tapi karena beberapa teman sepertinya mabuk kalau berada di atas perahu terlalu lama. Bukan saya tapi ya!

Supir kami yang sadar kamera

Haris, salah satu teman kami tampak memanggil perahu boat yang kami tumpangi untuk segera meminggirkan perahunya. Teriakan kerasnya tak terdengar. Perahu tersebut malah semakin menjauh. Seolah putus asa, seorang teman bilang, “Sepertinya perahu tersebut berbalik karena kita terlalu banyak nawar.” Seorang teman lainnya membalas, “Tadi sebelum naik perahu sudah dibicarakan belum? Jangan-jangan uang yang tadi kita kasih untuk ongkos jalannya doang. Baliknya berenang sendiri!”

Yang ditunggu akhirnya datang, perahu tersebut bersandar di sisi pulau. Kami kembali ke pesisir Pantai Tanjung Aan.

Perjalan kedua, kami ke Pantai Mandalika. Hanya sebentar saja. Ke sana cuma buat makan rujak sambil nyanyi Happy Birthday To You – ya, salah satu teman saya ulang tahun. Selamat ulang tahun, Husnul!

Selamat Ulang Tahun yang ke-212

Singkat cerita, kami pulang dengan bahagia dan dengan beragam cerita. 

Bagikan

Jangan lewatkan

Perpisahan di Akhir Maret
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.