Selasa, 10 Januari 2017

Tips Agar Bisa Membeli Buku Tiap Bulan Bagi Anak Kosan



via tahuberita.com

Ke manapun kita, pasti bakal nemuin yang namanya buku. Entah itu buku pelajaran, novel, atau bahkan buku tagihan. Tapi bukan buku yang terkahir yang saya maksud. Saya cuma pengen berbagi tips bagi kalian yang suka membeli buku, *walaujarangbacasih* terlebih, mayoritas anak kosan adalah dari kalangan mahasiswa yang kehidupannya ngga jauh-jauh dari buku. Terkecuali kalau kamu mahasiswa yang kerjaannya naik gunung tiap hari. Soalnya dia lebih butuh bahan baku daripada buku. Cekidot….

1.     Sisihkan Uang Logam
Walau sepele dan sering dianggap tiada walau wujudnya ada, kayak mantan yang tak ingin kamu ingat lagi, uang logam yang bernilai ratusan sampai satu ribu perak sangatlah berharga. Jangan disia-siakan. Saya sendiri pernah menyisihkan uang logam yang saya dapatkan dari kembalian pas belanja, dan pas saya totalin, bisa buat beli satu buku lah setiap bulannya. Bahkan bisa lebih. Tergantung berapa banyaknya.

2.     Satu Ribu = Satu Hari
Jika kamu jarang punya uang logam, langkah nomor dua lebih mudah. Iyak! Cuma satu ribu perhari, dikali 30. Hasilnya 30 ribu. 30 ribu bisa beli satu buku. Langkah nomor dua ini lebih mudah. Sisihkan uang belanjamu 1 ribu perharinya. Kalau bisa, lebih banyak yang kamu sisihkan maka hasilnya pun lebih baik lagi. Bahkan, kalau bisa, satu juta perhari, bayangkan, dikali 30 sama dengan 30 juta. Kamu bisa borong lapaknya juga! Tapi ini sesat. Jangan ditiru. Satu atau dua ribu saya rasa sudah cukup.

3.     Hadiahi Diri
Kamu pernah dapat rizki lebih ngga? Sudah pasti. Karena tiap hari kita diberi rizki oleh Tuhan YME. Tapi bukan rizki berupa nikmatnya bernapas, berjalan, atau nikmatnya mengingat ‘mantan’ yang saya maksud. Melainkan rizki berupa material. Misalkan hari ini kamu dapat rizki menjadi juara satu di kelas. Hadiahi dirimu sendiri dengan membeli satu atau dua buah buku. Dengan begitu, apa yang sudah kamu dapatkan (menjadi juara), ditambah lagi dengan kebahagian berupa buku bacaan. Bahagianya double!
Banyak cara menghadiahi diri sendiri. Bukan pas mendapatkan rizki berupa materi saja, tapi kenikmatan-kenikmatan yang sering kita abaikan selama ini.

4.     Uang Jajan Satu Bulan = Satu Buah Buku Bacaan
Pernah kepikiran gini nggak? Bagi anak kosan yang dikirimi uang perbulan, coba tekadkan diri, di setiap uang jajan perbulan itu, ada satu buku yang wajib kamu miliki. Kalau uang jajan 10 juta perbulan, 10 buah buku saya rasa cukup banyak untuk dibaca setiap bulannya. Cobalah!

5.     Cari Info Bazar dan Lainnya
Dari poin satu sampai empat, ini hanya saran agar buku yang kalian beli lebih banyak dan terjangkau tentunya. Cari info bazar, pameran, diskon, atau lainnya. Bekal setengah bulan pun bisa dipakai buat beli buku.

6.     Hapa Hayo?
Karena ini hanya tips, kamu juga bisa membuat tips kayak gini. Tergantung bagaimana cara orang mendapatkannya. Sama halnya dengan nembak cewek. Beda cara yang penting pada akhirnya bersama. Bukannya gitu, toh? Tips-tips di atas mirip-mirip, tapi beda langkah dan caranya. So, mari membuat tips sendiri-sendiri. Dan yang lebih penting dari itu semua bukan pada banyaknya buku, tapi pada banyaknya membaca. Sekian. Wasalllam… J


Baca selengkapnya

Senin, 09 Januari 2017

Hal yang Dilakukan Santri Setelah Balik dari Rumah


Musim liburan sudah selesai. Murid-murid masuk sekolah lagi. Guru-guru menyiapkan kisi-kisi. Pedagang paruh waktu mulai tancap gas dan keliling dari satu sekolah ke sekolah lain. Sebagian orangtua mengantar anak-anaknya di hari pertama masuk sekolah. Begitupun dengan santri dan santriwati, yang biasanya liburan panjang, akan kembali menjadi santri, dan melaksanakan segala macam rutinitas dari pagi sampai pagi lagi.

Saya udah tamat. 2013, adalah tahun dimana saya tidak menjadi santri lagi. Tahun itu saya lulus dengan nilai Matematika yang ’tak mau disebut jumlahnya.’  Ditambah lagi dengan jadwal UAN yang amburadul. Pacar yang saat ini sudah menikah dengan orang lain minta putus, hutang di kios samping asrama yang tiap lewat bilang, “Dek, bapaknya kapan datang,ya?”

Semua itu saya lakukan selama 6 tahun. Enam tahun bukan waktu yang sebentar. Segala macam senang, pedih, duka, suka, saya rasakan. Dan kemarin, saya kembali datang ke pesantren buat mengantar adik saya yang saat ini sudah menginjak kelas 2 (S)MA. Saya datang dengan wajah cukup haru. Melihat santri yang baru datang dari rumah masing-masing, bersalaman dengan oarngtuanya, lalu meninggalkannya degan pundak yang lama kelamaan menghilang. Menangis, sedih, sudah pasti. Namun, setiap orangtua pasti mengharapkan hal terbaik bagi anaknya nanti.

Oke, saya akan tuliskan beberapa hal yang dilakukan santri tatkala sudah kembali ke pesantren – setelah beberapa hari menetap di rumah.

1.     Menangis 
Saya berani nulis gini sebab saya sendiri pernah ngalaminnya. Saya nangis sesenggukan hampir tiap kali mau memulai aktivitas. Waktu saya mau nyuci, pasti keingat gimana saya dicuciin ibu di rumah, waktu mau makan, gimana saya makan masakan ibu di rumah, waktu mau cari pacar, keingat kalau ternyata dari awal penyebab saya nangis bukan yang lain, tapi karena ngga punya pacar.

2.     Main PS
Kalau orangtua datang pas ngejenguk, wajib ada duit yang dikasih. Tapi, santri akan lebih kaya raya ketika ia baru balik dari rumah, biasaya kami akan membawa uang lebih dan bagi sebagian orang ‘santri’, rental ps adalah temat peristirahatan sempurna buat melepas beban. Biasanya ramai di hari pertama, hari-hari selanjutnya, seiring bekal santri habis, maka keramaian itu lambat laun menghilang. Kayak cinta bersemi di awalnya doang. 

3.     Pacaran
Santri juga pacaran. Walau pacarannya via surat-suratan. Kami ngga mau kalah. Yang pacaran, nulis surat buat pacarnya, sekadar ngasih tahu kalau kabarnya baik-baik aja. Yang jomblo nulis wasiat, sekadar ngasih tahu malaikat kapan ajal akan menjemputnya.

4.     Nyepi
Kalau kamu datang dari rumah, ngga bawa uang banyak, ngga punya pacar, dan juga berselisih pandangan degan orangtua terkait dengan kedatangan kamu ke pesantren. Kamu maunya nambah libur, tapi bapakmu ngga ngijinin, berarti kamu masuk kategori yang ini. Sepi, senyap, lalu baring di pojokan asrama sambil lihat daftar hutang yang ngga sanggup kamu bayar.

5.     Ceria
Entah kenapa ada orang seperti ini. Sejak saya nyatri, saya ngga pernah bisa kayak orang yang bertipe kayak gini. Dia bahagia banget pas nyampe asrama. Saya curiga, dia lebih kesiksa di rumah daripada di sini. Orang seperti ini hanya satu dari 100 santri. Dan beruntunglah orang-orang yang seperti ini.

6.     Entahlah
Entah, saya sendiri ngga tau mau nulis apa lagi. Kalau kamu santri, atau bukan lulusan pesantren, coba isi nomor enam ini. Kira-kira apa tipe santri selanjutnya menurut kamu. Dijawab boleh ngarang, acak-acakan, karena ini bukan pilihan ganda, tapi essay belaka. 

Salam Santri….


Baca selengkapnya