Selamat pagi! Kemarin, saya berkesempatan buat
tanya-tanya di segmen BEHA ini bareng salah satu penulis yang sudah nerbitin
kumcer solonya, Bibi Arista Devi! *tepuk tangan*
Sebelum ke sesi pertanyaan. Saya mau ngenalin
dulu siapa Bibi Arista Devi. Beliau saat ini kerja dan tinggal di negeri jauh
sana, Hong kong. Dan kemarin siang, sepulang saya dari kampus, saya
ngobrol-ngobrol tentang pengalamannya sebagai penulis yang saat ini sudah menerbitikan
kumcer solonya. “Empat Musim Bauhinia Ungu.”
Cekibrot!
Bibi Arista sedang saya wawancarai
Saya : Selamat
Siang! Bibi Arista! Perkenalkan diri dulu dong.
Arista : Hai! Selamat
Siang buat kalian yang ada di Indonesia! Perkenalkan, nama saya Arista Devi.
Saya peri paling terkenal dari Kerajaan Hirawling! *Bibi Arista mengahadap
kamera*
Saya : Mwehwhe. Bi,
itu bukan kamera. Itu kaca pembesar. Kamera belum sempat dipasang. Terakhir
terlihat pas Hadi Kurniawan datang.
Arista : Hihi.
Kirain...
Saya : Sejak kapan
jadi peri di Kerajaan Hirawling? Sudah berapa periode bibi peri selalu terpilih
menjadi peri di kerajaan ini?
Arista : Hmmm.
Pertanyaan lain, ada?
Saya : Ada, ada.
Tadi kan, Bibi Peri bilang bibi adalah peri paling terkenal. Tapi, lebih
terkenal mana Bibi peri Arista atau Rani Peri di film Balveer?
Rani Peri dan Bibi Peri. Temukan 5 perbedaannya.
Arista : Yang lebih
terkenal saya dong. Orang situ nanya sama saya. Hahaha...
Saya : Hmmm... saya
mau nanya nih.
Arista : Oke, wani
piro?
Saya : Kemarin, Bibi
Arista udah nerbitin kumcer. Bisa diceritain sedikit tentang isinya?
Arista : Kumcernya
namanya Empat Musim Bauhina Ungu. Itu kumpulan cerita tentang suka duka cerita
TKW di Hong Kong.
Via WA-nya Bibi
Saya : Hmmmm...Ja.. (Saya belum selesai ngomong, Bibi Arista
melanjutkan)
Arista : Kelebihan
cerita kumcer bibi ini based on true story sih dan sekarang dalam proses
penerjemahan ke Bahasa Inggris dan Cantonis. Doakan segera terbit ya, Tar...
Saya : Aamiin. J Moga cepat terbit, ya! Bagaimana cara
membagi waktu buat nulis dan melakukan pekerjaan lain di tengah kesibukan?
Arista : Hmmm... Bagi
waktu? Lebih tepatnya bagaimana menulis dalam keterbatasan waktu yang ada.
Sebagai seorang yang bekerja sebagai TKW (baca : pembantu rumah tangga), waktu
itu sangat terbatas. Tapi, asalkan ada kemauan, pasti ada jalan.
Saya : Man Jadda Wa
Jada! Hehe. Oh ya, yang nerjemahin ke Bahasa Inggris penerbit mana?
Arista : Ini yang
ngerjain sebuah LSM / NGO di Hong Kong. Rencananya juga dipublikasikan di
Hongkong.
Saya : Sekarang,
kesibukan lain apa aja? Masih konsisten buat nulis? Biasanya nulis di waktu
apa?
Bibi Arista tidak merespon. Beberapa menit kemudian.
Saya : Halo? Halo?
Halo? Ini tamu kemana sih? Ditinggalin bentar ke dapur udah ngga ada.
Beberapa menit setelah itu.
Arista : Hehe. Bibi
mau nyiapin makan siang dulu...
Saya : Lah, kok?
Nyiapin makan siang di rumah saya? Jadi, tadi yang ngulek-ulek sambal di dapur
itu........ ( Saya mengehela nafas)
Arista : Itu Bibi...
Saya : Yaudah.
Lanjutin ngulek sambalnya. Saya mau pergi.
Arista : Kamu ngambek?
Saya : Ngga Bi. Ini
mau sholat Jum’at dulu. Bye! Nanti lanjutinnya.
Beberapa jam setelah itu, saya belum balik ke rumah.
Konon, saya sholat Jum’at 10 rokaat.
Saya masuk ke rumah tanpa mengetuk pintu. Bibi
Arista masih duduk di kursi tamu.
Saya : Bagaiamana?
Ganteng, kan?
Arista : Apanya?
Saya : Muka saya,
Bi. Kan barusan saya baru pulang jum’atan.
Arista : Ih. Kamu
salah niat tuh. Itu air liur masih nempel di pipi.
Saya lupa, ternyata tadi di Mesjid saya tidur
berjam-jam. Sampai mimpi kalau sholat Jum’at 10 rakaat.
Saya : Hehe. Ya udah
Bi. Saya lanjutin ya.!
Saya : Bibi kan
kerja. Lalu, bagaimana cara menulis dengan waktu yang dikit buat istirahatnya?
Arista : Ketika kita
sudah meniatkan diri untuk menulis, otomatis kita terpikirkan mau nulis apa.
Nah, ketika sudah terpikirkan itu tapi belum ada waktu untuk menulis, kita bisa
mengikat apa yang kita pikirkan itu dengan menuliskan intinya (ide) dalam
kertas, notes, atau aplikasi hape. Agar kita sudah ada kesempatan kita bisa
benar-benar menuliskannya.
Saya : Ide tulisan
itu bisa datang dari mana aja?
Arista : Misalnya nih.
Ketika bibi sedang sibuk membersihkan rumah atau sedang bersama majikan,
mendadak terpikirkan ide. Maka bibi berusaha menuliskannya di kertas atau di
notes hape. Lalu ketika jam istirahat, bibi menuliskannya.
Saya : Hmmm *manggut*
Sekarang, ada naskah yang sedang digarap?
Arista : Ada.
Pinginnya naskah ini lekas selesai dan bisa menjadi ‘anak’ yang membanggakan.
Saya : Itu naskah
kumcer atau novel, Bi?
Arista : Novel.
Soalnya sudah banyak yang nanya, kok keroyokan mulu, kapan nih punya anak
sendiri, gitu. Kalo keroyokan, udah ada Lot & Purple Hole yang diterbitkan
Elex Media. Ada juga 19 PMS, Universal Nikko yang ada jurus andalan bibi di
dalamnya.
Promo lagi via Nikko Universal
Saya : Eh, kalau
boleh tahu, yang sedang digarap, temanya apa sih?
Arista : Personal
Literature dan Romance Fantasy.
Saya : Wah, ada dua
naskah sekaligus gitu, ya.
Arista : Iya. Doakan
lekas menemukan jalan kelahirannya ya Tar.
Saya : Iya.. Aamiin.
J Terima kasih
sudah bincang-bincang hangat. Jangan kapok main ke rumah, ya!
Arista : Iya. Hehe.
Pulang dulu ya.
Saya : Iya..
Bibi Arista pamit.
Saya : Eh, Bi. Itu
dapur bukan pintu keluar.
Arista : Hehe, iya ya.
Mau ngulek sambal dulu bentar. Mau dibawa pulang.
Saya : Silakan...
Demikian percakapan saya dengan Bibi Arista Devi.
Mari doakan agar naskahnya cepat kelar. *aamiin berjamaah*
Terima kasih!
Bagikan
BEHA with Arista Devi
4/
5
Oleh
Muhammad Getar
6 komentar
Tulis komentarwkwkwkwk boljug
ReplyAwe awe
ReplyWwkwkwkwk. Pulangnya ke dapur.
ReplyApasih!
ReplyMakasih, Feb..
ReplyIya, nih. Aneh Bibi peri yang satu ini.
Reply